Tak bisa dipungkiri bahwa sejak jaman dulu kesehatan adalah suatu hal
yang paling utama dan paling
dicari oleh manusia. Karena dengan tubuh yang sehat maka aktivitas sehari-hari
akan terasa nyaman. Hidup juga akan terasa lebih
tenang. Lain halnya bila tubuh kita terserang penyakit
maka aktivitas sehari-hari akan terganggu dan luapan emosional akan lebih mudah muncul sehingga kita akan lebih mudah marah, mudah jengkel dan membuat
hidup semakin tidak nyaman.
Menurut penelitian terkini dari negara-negara maju ditemukan bahwa
penyakit-penyakit fisik yang ada
sekarang ini 53% penyebabnya adalah berasal dari factor psikis atau kejiwaan
yang berawal dari pola berpikir dan bertindak kita
sehari-hari. Bisa berawal dari tekanan atau banyaknya
pekerjaan dikantor, problematika rumah tangga, lingkungan dan lain sebagainya yang akhirnya tanpa disadari akan memacu kerja otak dan emosional
seseorang secara berlebihan dan akhirnya muncul berbagai penyakit
yang menderanya. Kemudian diikuti oleh faktor-faktor
lain yaitu 18% dari faktor keturunan, 19% faktor lingkungan, 10% pelayanan kesehatan.
Menurut Islam semua musibah atau bencana yang mendera manusia adalah
disebabkan oleh perbuatan manusia itu sendiri, baik itu berupa
penyakit, kecelakaan, kehilangan, bencana alam, bahkan
hingga kematian. Hal ini sudah sesuai dengan firman Alloh QS. An-Nissa, 4 : 79 yang berbunyi:
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Alloh, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri…………….”
Jelaslah sekarang bagi kita bahwa menurut Islam bukan hanya 56%
tapi hampir 100% penyakit itu awalnya
dari perbuatan kita sendiri. Dalam
kehidupan sehari-hari sering kita jumpai hubungan suami dengan isteri dan anak,
isteri dengan suami dan anak, anak dengan orangtua. Di mana sering terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan
emosi masing-masing pihak muncul kepermukaan.
Misal suami pulang terlambat ke rumah
karena sedang banyak perkerjaan, isteri bukannya bertanya
dengan baik kenapa suaminya pulang terlambat malah berpikir dan menuduh suaminya macam-macam.
Demikian juga bila suami merasa kurang dilayani dengan baik oleh
isteri bukannya memberitahu dan membimbing dengan baik malah
langsung marah-marah dan berkata kasar. Anak juga
demikian bila mempunyai keinginan minta dibelikan sesuatu akan memaksa tanpa melihat kondisi orang tua sehingga orangtua akan kelabakan mencarikan
dana untuk menuruti keinginan
anak.
Itu hanya masalah rumah tangga saja, belum lagi nanti masalah di lingkungan tempat tinggal kita,
lingkungan pekerjaan, di mana akan
banyak masalah yang menyebabkan emosi kita mudah
terpancing dan muncul kepermukaan. Dan hal itu sudah jamak kita dengar dan
akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang dipandang wajar,
padahal mengumbar emosi sebenarnya adalah suatu hal yang dilarang oleh Alloh Ta’ala. Tapi tanpa kita sadari hal yang
dilarang oleh Alloh Ta’ala
itulah yang sering menghiasi keseharian
kita.
Disatu sisi kita berusaha agar rajin sholat, rajin mengaji,
menjalankan puasa wajib maupun sunnah,
berqurban, berzakat atau mungkin berhaji dengan hanya berharap pahala dari Sang Khaliq tapi tanpa kita sadari pula disisi lain dengan kita mengumbar
hawa nafsu (baca: emosi) hanya akan
menyebabkan kita akan semakin jauh dari jalan Alloh Ta’ala.
Sebenarnya itulah yang menyebabkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberikan peringatan kepada kita (missal penyakit) agar kita mau kembali ke jalan yang benar, jalan yang
dirahmati dan diridhoi Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Dan ini
sesuai dengan firman Alloh QS.
Yunus, 10 : 57 yang berbunyi:
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Robbmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”
Beriman disini maksudnya agar kita mau mengimani ayat-ayat Alloh Subhanahu wa Ta’ala yaitu Al-Qur’an. Mengimani
berarti percaya, percaya berarti mau mengerti dan memahami lalu melaksanakan apa-apa yang tertulis di Al-Qur’an, sehingga dengan demikian
insyaallah Alloh Subhanahu wa Ta’ala akan berkenan melimpahkan rahmatNya, memberi kesembuhan atas penyakit yang
diderita dan menjauhkan kita dari segala marabahaya, amin.
Selama ini jika kita sakit banyak hal yang kita usahakan agar bisa
sembuh seperti pergi ke dokter,
minum obat, minum jamu, pijat, pergi ke tabib atau bahkan kerokan. Itu semua
adalah hal yang wajar, itu adalah bentuk ikhtiar kita
dalam rangka mencari kesembuhan. Bahkan pengobatan
yang telah lama ada di dunia seperti meminum madu pun adalah termasuk ikhtiar dan madu adalah merupakan salah satu obat yang memang disebut Alloh Ta’ala bias menyembuhkan
penyakit seperti yang tersebut dalam QS. An-Nahl , 16 : 69 yang berbunyi:
“…………..Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Robb) bagi orang-orang yang memikirkan
”
Semua yang kita lakukan seperti yang tersebut di atas adalah bentuk ikhtiar kita dalam mencari kesembuhan tapi ada satu bentuk ikhtar yang sering kita lupakan. Kita
sering lupa berikhtiar untuk
segera kembali pada jalanNya, bersegera memohon ampunan atas dosa-dosa kita dan memohon agar diberi kesembuhan.
Sebenarnya penekanan Alloh Subhanahu wa Ta’ala adalah
kepada perbaikan akhlak kita sebagai umat manusia,
hamba Alloh yang diharapkan ketakwaannya setiap hari,
setiap waktu terus bertambah dan bertambah sehingga bisa dimasukkan
ke dalam golongan hamba hamba Alloh yang muttaqien, amien.
Akhlak disini adalah perilaku kita sehari-hari, perilaku seorang
muslim yang seharusnya mencerminkan
semangat rahmatan lil ‘alamin. Selalu membawa kedamaian, kebahagiaan dan ketentraman dimana saja dan buat siapa saja. Perilaku yang tidak
menyimpang dan sesuai dengan
ayat-ayat Alloh Ta’ala.
Contoh perilaku yang menyimpang dari ajaran yang sering kita lakukan
tanpa kita sadari adalah keseharian
kita dalam bertindak yang mungkin mudah marah atau jengkel bila ada suatu masalah, mudah putus asa, ghibah, merasa pendapat kita yang paling
benar, tidak mau mendengarkan nasehat orang lain dan lain
sebagainya.
Dimana bila perilaku itu kita lakukan terus menerus dalam kehidupan
kita sehari-hari, walaupun awalnya
merupakan dosa kecil tapi bila kita lakukan setiap hari dan sudah
bertahun-tahun lamanya maka akan menjadi dosa besar, dimana
dari perilaku kita yang kurang terpuji (baca : aklak yang
kurang baik) akan menjadikan Alloh Subhanahu wa Ta’ala menurunkan
peringatan kepada kita berupa
penyakit.
Contoh kasus penyakit dengan perilaku:
- Pusing sebelah kiri : cenderung sering
suudzon
- Batuk : sering berbicara dengan nada yang
tinggi dan mengebu
-
Sesak nafas/Asma : sering menahan marah.
- Telinga berdenging/vertigo/tuli : tidak mau
mendengar nasehat orang lain
- Kanker hati : cenderung mempunya sifat yang
sangat kaku
Semoga ini bisa menjadi bahan perenungan bagi kita semua dan
menjadikan suatu semangat bagi kita
semua untuk berbenah diri kearah yang lebih baik, lebih sujud kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, amien.